Wisuda merupakan saat yang dinanti-nanti oleh setiap orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi, tidak terkecuali saya saat hari pertama resmi menjadi mahasiswa Akademi Farming Semarang; ada tekad pada diri saya agar bisa selesai dan diwisuda sebagai Ahli Madya tepat pada waktunya.
Rencana manusia tidak selalu sama dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa; dan kehendakNYA adalah yang terbaik dalam kehidupan setiap orang yang beriman kepadaNYA. Demikian halnya dengan perjalanan hidup saya di Akademi Farming Semarang.
Saat wisuda yang saya nanti-nantikan sejak hari pertama menginjakan kaki di kampus kebanggaan tidak pernah saya jalani. Bukan karena saya tidak lulus, tetapi pada saat wisuda – awal tahun 1988 - saya dan seorang rekan seangkatan 1984: Hironimus Patilele, sudah berada di tengah belantara Riau sebagai karyawan bagian Forest Research sebuah perusahaan industri pulp & kertas sejak November 1987 (November 1991 saya mengundurkan diri lalu bekerja di kebun anggrek, Serang sampai tahun 1995)
Saat itu saya sedih karena tidak bisa mengikuti wisuda, terlebih tidak bisa bersama rekan-rekan seangkatan yang dengan wajah ceria dan bangga mengenakan toga.
Rencana manusia tidak selalu sama dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa; dan kehendakNYA adalah yang terbaik dalam kehidupan setiap orang yang beriman kepadaNYA. Demikian halnya dengan perjalanan hidup saya di Akademi Farming Semarang.
Saat wisuda yang saya nanti-nantikan sejak hari pertama menginjakan kaki di kampus kebanggaan tidak pernah saya jalani. Bukan karena saya tidak lulus, tetapi pada saat wisuda – awal tahun 1988 - saya dan seorang rekan seangkatan 1984: Hironimus Patilele, sudah berada di tengah belantara Riau sebagai karyawan bagian Forest Research sebuah perusahaan industri pulp & kertas sejak November 1987 (November 1991 saya mengundurkan diri lalu bekerja di kebun anggrek, Serang sampai tahun 1995)
Saat itu saya sedih karena tidak bisa mengikuti wisuda, terlebih tidak bisa bersama rekan-rekan seangkatan yang dengan wajah ceria dan bangga mengenakan toga.
Tetapi disisi lain ada kebanggaan tersendiri karena saat itu kami sudah bekerja, disamping itu saya masih teringat kata-kata bijak orang tua kita: Bp. R. Soetiman Tjakrawardaja:”Wisuda yang sebenarnya ada di masyarakat”.
Kata-kata bijak beliau mengandung makna bahwa kita sebagai seorang yang menyandang gelar Amd/sarjana muda atau sarjana harus bisa mendarma baktikan ilmu yang diperoleh pada saat menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk masyarakat, demi kebaikan bersama.
Meskipun sejak tahun 1996 saya tidak lagi bekerja di bidang yang selaras dengan ilmu yang saya peroleh di Akademi Farming Semarang, saya tetap bangga pernah digembleng di kawah candradimuka yang bernama Akademi Farming Semarang.
Dengan bekal Ilmu Jiwa: “Human Approach” dari Bp. R. Soetiman Tjakrawardaja ditambah ilmu perdagangan international di LPE Tri Sakti Jakarta dan PPEI (Pusat Pengembangan Ekspor Indonesia) Jakarta; saat ini saya dipercaya oleh sebuah perusahaan industri kimia yang berbasis di Ohio, USA, untuk mengontrol distribusi di wilayah Asia Tenggara (Indonesia, Vietnam, Thailand), Asia Timur (China, Taiwan, Korea) dan Asia Tengah (India dan Srilanka).
Walaupun saya bekerja di luar bidang ilmu dari Akademi Farming Semarang namun semangat caping-caping kuning tetap tertanam di sanubari. Ada satu keinginan, dengan keterbatasan sebagai manusia saya ingin mengajak rekan-rekan almuni untuk berbuat sesuatu kepada almamater tercinta – sekecil apapun – agar nama Akademi Farming / Sekolah Tinggi Farming Semarang tidak menjadi sejarah tetapi tetap eksis mencetak sarjana-sarjana handal yang sanggup menghadapi tantangan jaman dan berkarya untuk bangsa dan negara tercinta Indonesia. (By JN ’84)
Kata-kata bijak beliau mengandung makna bahwa kita sebagai seorang yang menyandang gelar Amd/sarjana muda atau sarjana harus bisa mendarma baktikan ilmu yang diperoleh pada saat menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk masyarakat, demi kebaikan bersama.
Meskipun sejak tahun 1996 saya tidak lagi bekerja di bidang yang selaras dengan ilmu yang saya peroleh di Akademi Farming Semarang, saya tetap bangga pernah digembleng di kawah candradimuka yang bernama Akademi Farming Semarang.
Dengan bekal Ilmu Jiwa: “Human Approach” dari Bp. R. Soetiman Tjakrawardaja ditambah ilmu perdagangan international di LPE Tri Sakti Jakarta dan PPEI (Pusat Pengembangan Ekspor Indonesia) Jakarta; saat ini saya dipercaya oleh sebuah perusahaan industri kimia yang berbasis di Ohio, USA, untuk mengontrol distribusi di wilayah Asia Tenggara (Indonesia, Vietnam, Thailand), Asia Timur (China, Taiwan, Korea) dan Asia Tengah (India dan Srilanka).
Walaupun saya bekerja di luar bidang ilmu dari Akademi Farming Semarang namun semangat caping-caping kuning tetap tertanam di sanubari. Ada satu keinginan, dengan keterbatasan sebagai manusia saya ingin mengajak rekan-rekan almuni untuk berbuat sesuatu kepada almamater tercinta – sekecil apapun – agar nama Akademi Farming / Sekolah Tinggi Farming Semarang tidak menjadi sejarah tetapi tetap eksis mencetak sarjana-sarjana handal yang sanggup menghadapi tantangan jaman dan berkarya untuk bangsa dan negara tercinta Indonesia. (By JN ’84)
2 komentar:
Hebat,....itu foto kenangan yang indah dikampus farming, dimana ya temen-temen sekarang...Fahrudinsyah, Eti tantina, Ganjar, Erni tegal, luliek, dewi rahma, yang satunya aku lupa....semoga sempat lihat foto itu.
Tank mas JN.
Hebat,....itu foto kenangan yang indah dikampus farming, dimana ya temen-temen sekarang...Fahrudinsyah, Eti tantina, Ganjar, Erni tegal, luliek, dewi rahma, eny blora, heru(?) semoga sempat lihat foto itu.
Tank mas JN.
Posting Komentar