Saya mendapatkan materi cukup bagus sebagai bahan renungan……. Semakin banyak tahu semoga semakin bijaksana kita melangkah. Untuk itu saya kirimkan ini untuk kawan-kawan semoga bermanfaat .
Dalam salah satu buku yang sedang disusun dan belum beredar di took buku, tetapi akan segere beredar di pasaran adalah Toxic employee…. Dan yang tersaji dibawah ini adalah tambahan dari buku tersebut.
1. Monster Leader. Dia bersikap sangat galak dan menakutkan karyawan. Dia senang dan bangga melihat ketakutan orang. Sedikit salah, hukuman berjalan (bentakan, surat peringatan, mutasi, PHK, dll). Ini membuat karyawan tidak berani berinisiatif, cari aman aja. Kalau ada masalah, cenderung disimpan?.daripada kena semprot.
Dalam salah satu buku yang sedang disusun dan belum beredar di took buku, tetapi akan segere beredar di pasaran adalah Toxic employee…. Dan yang tersaji dibawah ini adalah tambahan dari buku tersebut.
1. Monster Leader. Dia bersikap sangat galak dan menakutkan karyawan. Dia senang dan bangga melihat ketakutan orang. Sedikit salah, hukuman berjalan (bentakan, surat peringatan, mutasi, PHK, dll). Ini membuat karyawan tidak berani berinisiatif, cari aman aja. Kalau ada masalah, cenderung disimpan?.daripada kena semprot.
2. ABS/ AIS Leader. (asal bapak/ ibu senang ). Ini menggiring karyawan untuk menjadi ?yesman? atau ?yes, Mam?. Karyawan yang mau setia, mau disuruh suruh, walaupun bukan tugasnya misalnya bantu belanja, bersihkan rumah, akan aman posisinya, malah bisa dipromosi. Mereka akan setia menemani boss nya kemana saja diminta menemani, termasuk dugem dan hiburan2 seronok lainnya. Pernah ada yang rutin menemani boss nya minum2 dan sesudah itu supply wanita penghibur buat si boss?.! Promosi dia dapatkan tapi tidak lama sesudah itu posisinya tergusur oleh boss lainnya. Anak buahnya sibuk menyenangkan si boss saja, gak peduli sama kerjaannya.
3. Ja-im Leader. Boss tipe ini sangat menjaga image nya. Sejak mendapat promosi, gaya jalannya langsung berubah. Kalau mau ketemu harus booking dulu (seperti di night club aja?). Kalau tersinggung, keputusan apapun diambil, termasuk menyingkirkan karyawan yang bagus. Bahkan keputusan yang merugikan perusahaanpun akan diambil, demi gengsi. Dia butuh dipuji, disanjung?..walau tanpa dia tahu, dia dicemooh bawahannya dibelakangnya. Anak buahnya jadi ikutan ja-im?.yang dijaga cuma image dirinya saja, image orang lain, biar aja.
4. Country Club Leader. Dia selalu santai, easy-going. Anak buahnya tidak dikontrol, yang penting dia mendapatkan apa yang dia mau. Urusan entertainment, dia ambil alih semua, termasuk yang hura hura. Dia selalu ikut popularity contest didalam kegiatannya sehari hari, dengan menyenangkan semua orang, tanpa peduli itu merugikan perusahaan. Anak buahnya jadi under perform semua, tapi gak apa apa kok.
5. Corrupt Leader. Tipe ini sibuk mencari tambahan pemasukan dari kiri kanan. Yang parah bahkan meminta anak buahnya untuk mengumpulkan dana atas nama dia. Biasanya uang panas seperti ini dipakai untuk kegiatan2 yang ?hot? juga. Sementara istri ngirit2 uang belanja, dia foya2 dengan si dia. Sementara anak2 merengek minta dibelikan baju tidak diacuhkan, berlianpun ditawarkan pada pacar gelapnya. (Kok dinamakan pacar gelap ya? Mungkin karena suka main ditempat gelap aja, takut ketahuan?..?) .
Selain korupsi uang, dia juga korupsi waktu. Datang selalu paling telat, pulang paling cepat, plus menghilang saat jam kerja. Sikap ini menurun ke anakbuahnya. Bisakah atau maukah dia menegur anak buahnya yang terlambat?.? ?Bapak juga begitu?.!!?. maka hancurlah disiplin kantor. Banyak anak buahnya yang punya bisnis sampingan yang hasilnya lebih besar daripada gajinya??.
6. King/ Queen of Gossip Leader. Hobinya bergosip ria. Makin banyak gossip, makin senang dia. Waktunya habis buat ngerumpi kiri-kanan. Parahnya, dia menggosipkan kolega dan bahkan bossnya, kepada anak buahnya. Satu sama lain saling menjelekkan sehingga teamwork berantakan. Level dibawahnya lebih parah lagi. Infotainment dibuat kalah olehnya..... .
7. "Curigation" Leader. Dia selalu curiga terhadap semua sikap, usulan, perkataan, gerakan bawahannya. Padahal tujuan bawahannya jauh dari yang disangka nya. Buruk sangka sudah menjadi tabiatnya. Sayangnya toxic ini menular kebawah dan akhirnya menjadi budaya perusahaan.
Yang berkembang: sikap apatis yang bisa menjadi penyelewengan ("kalau jujur saja dicurigai, sekalian aja ambil keuntungan....").
Kalau ada salesman yang minta dana entertainment, dikira mau makan dengan pacarnya (mungkin ada juga ya yang menyalahgunakan dana seperti itu.....?).
8. Selfish Leader. Dia pelit ilmu, sama sekali tidak mau ngajarin orang lain."Gue nyarinya susah2, ngapain kasih orang lain..., enak aja!!". "Kalau gue ajarin dia, nanti dia bisa lebih pinter dan ngalahin gue". Sayang ya dia lupa, bahwa semakin banyak dia memberi, akan semakin banyak dia menerima......
Tidak ada manusia yang sempurna, tidak juga ada karyawan yang sempurna, tetapi semua tergantung bagaiman setiap manusia bisa mengelola semua potensi yang ada untuk kebaikan dan bermanfaat bukan saja untuk diri sendiri, keluarga, teman-teman, perusahaan, lingkungan kita tetapi juga siapa saja yang kebetulan kenal dan melintas dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar