Mungkin judul diatas agak aneh...... apa hubungannya...... kenapa dimuat di blog ini toh di TV, di koran dan bahkan banyak media teman-teman alumni bisa menyaksikan dan bahkan sudah bergerak tergugah dan melakukan sesuatu untuk merapi...wasior atau mentawai.....
Tapi demikianlah Allah menetapkan 2 mata, 2 telingan, 2 tangan, 2 kaki bahkan satu hati dan satu kepala selalu aja ada sisi lain yang ditangkap dan menjadi bahan renungan dan pembelajaran yang sangat luar biasa.
Sekilas memang tak ada bedanya.... dan bahkan tak ada kaitannya. Benar!
Tapi lihatlah pesona merapi yang telah menjadi magnit dunia sebagai tempat wisata bagi turis, sebagai pusat mata pencaharian bagi masyarakat, dan sebagai sumber ilmu dengan beraneka sumber daya alam yang luar biasa bagi para ilmuwan...dan kini saya menyaksikan dan merasakan magnit itu luar biasa bahkan disaat bencana ini muncul...... rasa solidaritas, kesetiakawanan dan keinginan berbagi dan saling membantu sebagai sesama warga indonesia bahkan sebagai umat didunia.... bencana ini telah menjadi magnit munculnya simpati dan empati bagi manusia diseluruh penjuru dunia.... saya memang tidak bisa mencantumkan gambar-gambar begitu banyaknya sukarelawan, donatur dalam dan luar negri, lembaga, instansi yang membantu merapi, tetapi saya juga masih membaca ada tulisan kami perlu bantuan " bukan obyek wisata dan ajang dokumentasi " tentu ironis ditengah tumpukan bantuan makan disetiap posko yang sempat saya datangi.
ini adalah salah satu tanaman cabe milik petani lereng merapi, hampir semua tanaman kering karena abu panas merapi, dan cabe-cabe siap panenpun ikut kering meskipun masih kuat menggantung didahan nya.....desahan nafas tak tega yanghampir berbarengan dengan rasa syukur atas karuniaNYA yang begitu berlimpah masih kita rasakan, masih menyisakan rasa kasihan dan keprihatinan yang mendalam. Jadi teringat ketika masih kuliah, betapa persiapan dan pemeliharaan untuk menanam cabe tidaklah mudah (minimal untuk ukuran aku yg waktu masih tercatat sebagai mahasiswa farming) belum lagi saat setelah panen harus dibawa kepasar dsb, jadi rasa kasihan saja tidak cukup. Teman-teman dalam rombonganku sempat terbersit untuk membantu panen dan dijual ke Indofood sebagai pelengkap bumbu cabe kering dalam mie instan. Tapi ini tanaman milik siapa tak ada satupun petani aku temui, mungkin masih dipengungsian......
saya juga baru pertama ini sampai diposko babadan, yangterletak 4.4 km dari puncak merapi, tapi sayang dari lokasi ini tak nampak puncak merapi karena masih tertutup awan dan tak ada penjaga kecuali petugas tagana yang kami bawa dari pos untuk mengantar kami, tetapi ketika kami mau pulang datang tim petugas untuk memonitor dan menyapa kami satu persatu beserta rombongan lain yang kebetulan singgah dilokasi ini.
warna fotonya tetap seperti warna tahun 60 an alias hitam putih, mungkin tepatnya abu-abu. dari atas pos ini aku merasa sangat kecil dihadapanNYA.... terbayang bagaimana masyrakat khususnya ibu dan anak-anak berlari untuk mengungsi, dengan medan yang cukup curam berbatu..... betapa sangat dekatnya mereka dengan maut....... betapa bersykurnya kita semua yang masih sehat dan selamat meski dalam kondisi keterbatasan.
Perjalanan merapi kali ini bukan saja karena kegiatan sosial..... tetapi lebih kearah perjalanan spiritual, karena dari setiap peristiwa yang ditemui menunjukkan betapa besarNYA kuasaNYA betapa besar sayang NYA pada umat didunia....hanya kita saja yang sangat sering lupa dan pelit untuk bersyukur...astagfirullah hal adzim...semoga Allah mengampuni segala salah, khilaf dan segala kesombongan atas apa yang telah dianugerahkan pada kita yang luar biasa dan tidak terbatas. Perjalanan ini membuat aku semakin kecil....kecil....dan kecil dimata Allah.....semakin dalam...semakin rendah tersungkur dan bersujud....
Merapi secara tidak langsung menjadi ajang silaturahmi, semua datang dari segala penjuru untuk saling membantu... seperti reuni yang akan kita gelar, tetapi reuni merapi untuk membantu dan berbagi pada yang dikenal dan lebih banyak yang tidak dikenal....... sedangkan kita reuni datang untuk mengenang masa lalu, mengingatkan kembali yang pernah dikenal dan sama-sama saling berbagi..... semoga silaturahmi merapi menambah kekuatan bagi masyarakat untuk tetap semangat dalam menjalani kebidupan mulia dimas mendatang......... begitu juga reuni alumni farming juga memberikekuatan bagi sesama alumni untuk terus maju mengisi kemerdekaan dan bagi kampus menjadi sumber inspirasi untuk kembali bangkit...... dan melaju melebih jaman sebelumny.... dengan semangat yang tinggi tak ada lagi yang tidak mungkin selagi Allah memberi kesempatan, selagi semangat dikandung badan..... selagi tangan saling bergandengan tangan....dan kita saling bisa menatap bahwa masa depan milik kita...hari ini dan seterusnya...... dirgahayu Akademi - sekolah tinggi Ilmu Pertanian Farming yang ke 50 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar