10 Desember 2008

By Ganjar Pramono 84

Di Suatu Senja Aku Di Farming.

Ketika tiba-tiba angan ku melayang dan jatuh disuatu masa 24 tahun lalu. Ada sesuatu yang ingin aku katakan saat itu. Inilah awal langkahku menuju masa depan, dengan bangga aku memasuki kampus yang hijau, sejuk, dan asri. Sebuah kampus yang magah berdiri dengan latar belakang sederet bukit.

Aku tertegun, seakan tak percaya aku bisa kuliah di kota Semarang yang menjadi kota kebanggaan setiap remaja disaat itu apalagi dikotaku masih sedikit remaja yang mau melanjutkan pendidikan setamat sma.

Memang tidak mudah bagiku untuk menyakinkan kedua orang tuaku bahwa jika aku kuliah di Akfarm akan membawaku ke masa depan yang lebih baik, apalagi saat itu pula aku sudah mendapat tawaran untuk bekerja di dunia “Pertanian”, sekedar diketahui aku memiliki latar belakang pendidikan SLTA di Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP).

Kembali anganku menghujam pada bumi Bendan Duwur. Sebuah bayangan keraguan sempat hadir setelah semester pertamaku aku lalui dengan nilai tak menggembirakan, sehingga aku begitu hati-hati menjelaskan pada orang tuaku. Aku semakin berpacu dengan semangat, pelan tapi pasti, aku mulai dapat beradaptasi. Aku mulai belajar dan memahami arti perjuangan hidup yang sebenarnya, disana menawarkan berbagai kesempatan untuk belajar. Belajar ilmu pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan, ekonom, dll. Pokoknya komplit-plit dan ada sesuatu yang berharga menurutku yaitu belajar “memahami” potensi diri dan potensi lingkungan yang kemudian menggiringku untuk ikut organisasi kemahasiswaan.

Aku semakin melebarkan pergaulan dan bertemu dengan berbagai komunitas yang sekarang baru ku sadari bahwa itu semua merupakan ”mata kuliah khusus” yang tak ada di KRS tapi memiliki nilai yang luar biasa sebagai bekal melangkah ke masa yang lebih jauh.

Seketika aku tertunduk lesu dan langkahku menjadi gontai menuju kantin kampus disebelah ruang kelas paling selatan. ”Kantin” ini menjadi saksi bisu ketika aku sering menenggak es kolak yang segar sambil bersendau-gurau, anganku tumpah disana. Kantin yang bersih, nyaman dan mbak Dah (kalau ndak salah nama penjualnya....) dengan senyum ramah dan gaya bahasa khas jawanya ”ngersakke nopo....kolak mesti” aku terseyum kecut karena memang uangku hanya cukup untuk beli es kolak saat itu (ini betul-betul tertawa kalo ingat saat itu). Hari-hariku sering aku habiskan dikantin itu bersama Diah Erin, Erwin Leo, Erwin Batak, Endang Sasi, Catur, Pepen, Diana, Luliek, Dewi Rahma, Sintha, Dewi Ari, Dodiek, Herman Sondeng, Atik rembang, Didiek Kudus, Lilik kancil (memang kayak kancil....), ....wis pokoknya banyak teman-teman yang menjadikan kantin sebagai tempat rapat ”gelap”, aku ndak tau.... entah dimana mereka, aku berharap diantara mereka ada yang membaca cerita ini. Dan aku yakin mereka akan ingat aku yang suka cerita lucu, banyak omong tapi ”lugu tur saru”, nggak tau ya....katanya wajahku mirip komedian Hendro Warkop.....he...he....wajah sama nasib beda........

Ketika senja sore semakin mengajakku tuk membuka kenangan masa lalu, aku jadi malu sendiri. Aku tak kira, dinamika remaja menjadi bagian sejarah hidup yang tak terlupakan meskipun kini usiaku telah berkepala empat. Satu persatu angan dan kenangan menari-nari ingin muncul di monitor komputer yang aku pelototi ketika kutulis sebingkai cerita ini sebagai wujud kerinduanku kepada teman-teman semua. Aku ingin memeluknya satu per satu,....... Maka aku menjadi sangat menyesal karena tak bisa ikut acara reuni di Bandungan atau di Penggaron beberapa waktu lalu. Sehingga semua dendamku akan kutumpahkan disini semoga tidak bosan tuk membacanya.

Sayup-sayup ku dengan suara merdu teman-teman yang berlatih band di audotorium, mungkin Heru dan Yudi (Wahyudi kali)....suaranya merdu, dan hentakan drum Didiek (mungkin...) sungguh ada nuansa romantika kampus yang komplit. Dan tertawa lepas teman kita Erwin Batak bersama teman-teman PAMAFA yang hingga kini masih aktif (Bravo Pamafa), suara lantang mas Parno (Suparno gendut,....sorry...memang gendut kok) bersama mbak Diana Brebes (anggota pramuka kalo ndak salah Racana Pasopati, trus gimana kabarnya Pasopati kita ya......?), serta masih kuingat suara yang tenang dan meneduhkan hati dari sobatku Usman Hadi (aku pernah dengar dia bekerja jadi PNS/PPL di Kab.Blora) dia yang aktif sebagai pengelola organisasi keislaman kampus yang ber”markas” di musholla kampus.

Jika sore hari seperti itu, anganku kembali melayang mengingat pernik-pernik memori dikampus hijauku. Teriakan keras mas Bambang Nain dan kak Geradus (kalo ndak salah...) sedang memberi aba-aba gerakan Tae Kwon Do. Yang saat itu aku sangat bangga karena di Akfarm pernah menjadi pusat latihan Tae Kwon Do dan melahirkan atlit-atlik handal Jateng di tingkat Nasional dan Internasional, aku tau karena aku pernah ikut kegiatan ini dan pernah mendapat pelatih langsung dari Korea (Mr. Alex / Sabom Alex) dan hingga sekarangpun sering aku ceritakan pada ”monicku” jelek-jelek ayahnya pernah jadi atlit lo.....meskipun pernah pingsan kena tendangan ”balcaki’.....he..he.....aku senyum-senyum sendiri......nich.

”Mas....kok senyum-senyum sendiri......ingat nostalgia di sini ya.....” bisik istriku yang tahu-tahu sudah disampingku. Di sore itu.......

Aku tertunduk malu, malu sekali......

Aku mengakui, .......disini farming banyak kenangan kudapat. Termasuk saat kudapatkan istriku tercinta juga di Kampus Farming ini (meskipun bukan anak farming, soalnya aku ndak laku untuk anak farming he...he...).

Aku tak mau pulang sebenarnya, aku masih ingin menumpahkan kangenku pada Kampus yang telah mengukir perjalanan hidupku dan memberiku inspirasi untuk mendapatkan dua anak yang manis-manis semanis kenangan di Kampus Farming.

Sempat aku berpamitan pada ”daun pintu” kampus yang sekarang sepi dan sunyi.

Terima kasih kepada para pembaca yang budiman, dan mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Dan tunggu cerita berikutnya.....Cerio.

Cerita diatas aku tulis setelah aku ajak istriku menengok Kampus Farming di suatu Sore setelah menengok salah satu ”monicku” di Sekaran. Diperjalanan pulang sempat aku ”napak tilas” di tempat-tempat yang pernah aku persama istriku bercerita tentang ”masa depan” dan inilah salah satu cara aku menjalani kehidupan.

Di penghujung malam di akhir tahun 2008.

Cak nDeso wis nganggo clono dowo .......(Ganjar Puwodadi)

1 komentar:

jokset mengatakan...

Trima Kasih Mas Ganjar atas info website ini..... semoga dengan blog ini kita-kita alumni farming yang telah menyebar keseluruh pelosok tanah air masih bisa menyatu kembali walaupun lewat dunia maya...Aku angkatan 89... nama Joko S kelas B.. salam kenal untuk kakak2....email:jokset130@yahoo.com
Sekedar info aku dan mas Ganjar bekerja pada lembaga yang sama, mas ganjar di Kab. Grobogan/Purwodadi, sedang aku di Kab. Karanganyar, mungkin teman-teman masih ada yang ingat semasa kita berjuang bersama dalam POR Mahasiswa (sepakbola) di SOLO, dimana aku merupakan bagian dari tiem itu bersama P. Sitepu dan kebetulan kita meraih juara III...